Mengurangi Kejahatan Terkait Narkoba
This presentation will be featured at Indonesia 2025, on the 17.09.2025.
Author:
Tery Zakiar Muslim - Biro Sumber Daya Manusia, Badan Narkotika Nasional (BNN)
Abstract:
Isu kejahatan yang berkaitan dengan narkotika (drug-related crime) menjadi tantangan besar di banyak negara, termasuk Indonesia. Konsep reducing drug-related crime merujuk pada mencari cara untuk menurunkan angka kejahatan yang secara langsung atau tidak langsung dipicu oleh penyalahgunaan dan peredaran narkoba. Cara atau pendekatan ini tidak hanya menekankan penegakan hukum terhadap pengedar dan sindikat narkotika, tetapi juga mencakup strategi pencegahan, rehabilitasi pengguna, pemutusan jejaring kriminal, dan intervensi berbasis komunitas. Di Indonesia, situasi kejahatan narkoba mempunyai keterhubungan dengan persoalan sosial lainnya seperti persoalan penyelundupan narkotika melalui jalur laut, peningkatan pencurian hasil perkebunan seperti sawit yang dipicu oleh kebutuhan konsumtif pengguna narkoba seperti yang terjadi di Sumatera, serta kejahatan kekerasan dan eksploitasi yang turut berkembang dalam ekosistem kriminal.
Kejahatan maritim menjadi sorotan utama karena Indonesia memiliki wilayah perairan yang luas (sekitar 100.000 km) dan terbuka terhadap jaringan internasional seperti Golden Triangle. Sementara itu, kawasan pedesaan di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan menghadapi ancaman sosial akibat meningkatnya kriminalitas yang berkaitan dengan narkotika. Teori kriminologi lingkungan dan Routine Activity Theory membantu menjelaskan mengapa kejahatan mudah tumbuh di lokasi tanpa pengawasan yang memadai. Di sisi lain, pendekatan Social Network Analysis (SNA) menawarkan metode efektif untuk memetakan dan memutus mata rantai distribusi narkoba yang tersembunyi dalam jaringan sosial lokal.
Dalam konteks ini, Badan Narkotika Nasional (BNN) menetapkan beberapa prioritas strategis, termasuk penguatan kolaborasi lintas sektor, peningkatan intelijen berbasis big data, dan pemberdayaan wilayah pesisir serta perbatasan negara. Penguatan ketahanan masyarakat di wilayah pesisir dan perbatasan dinilai krusial karena area ini kerap menjadi pintu masuk utama penyelundupan narkoba. Program P4GN (Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba) diarahkan agar lebih adaptif terhadap karakteristik wilayah lokal.
Selanjutnya, BNN juga mendorong pelaksanaan kebijakan berbasis data dan riset, termasuk pembangunan peta kerawanan nasional serta pendekatan tematik yang menyesuaikan strategi penanganan narkoba dengan konteks lokal seperti wilayah nelayan, kawasan industri, dan pedesaan. Upaya pengurangan kejahatan narkoba yang berkelanjutan menuntut sinergi seluruh elemen negara, keterlibatan masyarakat, dan modernisasi kelembagaan melalui penguatan SDM, anggaran, dan infrastruktur yang memadai.